Hari Jumat, hari mudik adalah hari paling riang dan paling ditunggu oleh saya dan para perantau pencari sesuap nasi lainnya. Harusnya saat ini saya sudah duduk manis di ruang tunggu bandara Sultan Hasanudin Makassar yang megah, tetapi ternyata saya masih meringkuk disini. Kantor perwakilan PT. Angkasa Pura di Bandar Udara Sultan Hasanudin Makassar cukup ramai dengan lalu lalang petugas tidak sebanding dengan ukurannya, saya duduk termangu di salah satu sudut ruangan yang agak sempit itu.
Spontan, perhatian saya teralihkan ketika Salah satu mbak Petugas menjerit “Buruan 5 menit harus sudah kesini” sambil tersenyum jenaka. Suara itu membetot perhatian saya karena apa yang dijeritkan itu ada hubungannya dengan ringkukkan saya di ruangan sempit ini.
Bagaimana bisa saya nyasar di kantor ini, padahal ini adalah waktunya saya beranjak ke ruang tunggu setelah melalui proses check in untuk boarding sebelum flight ke Surabaya. Ceritanya berawal dari sebuah pesan WA dari kawan lama saya. Kawan lama saya ini satu minggu yang lalu dinas ke kota Makassar. Kawan lama yang merupakan kawan kuliah juga yang baru pertama kali bertemu setelah kita semua lulus kuliah dan ditempatkan di seluruh penjuru negeri.
Pesannya adalah minta tolong mencarikan tas milik kawan seperjalanannya yang kemungkinan ketinggalan di counter x-ray bandara satu minggu yang lalu. Tentu saya menyanggupi dengan senang hati meskipun ada sedikit pesimisme berbisik di hati. Apa ya masih ada barang itu seandainya memang benar-benar ketinggalan, toh kejadiannya seminggu yang lalu.
Sesampainya di bandara saya menyelesaikan dulu prosedur cek in di konter maskapai yang akan saya naiki. Setelah itu saya langsung fokus dengan misi mencari tas teman saya yang ketinggalan tadi. Bermodalkan infromasi secuil dari teman saya tadi, langkah pertama adalah saya menuju conter x-ray di pintu masuk. Saya kemudian bertanya kepada mbak petugas avsec (aviation security) yang saya tingginya hanya sepundaknya saja. Dengan gagah berani meskipun secara postur saya kalah banyak (halah), saya mengemukakan permasalahan yang saya alami.
Reaksinya sungguh diluar dugaan dan bayangan saya, bayangan saya pertanyaan saya hanya akan dianggap sepinas lalu, ternyata mbaknya dengan antusias bertanya detail barang apa dan waktu kehilangannya. Setelah saya jawab, mbak avsec pintu masuk ini kemudian membuka sebuah buku catatan yang ternyata isinya adalah catatan data barang-barang yang ditinggalkan calon penumpang pesawat.
Setelah mencocokkan dengan informasi yang saya berikan, mbak avsec menggeleng pelan yang menandakan bahwa barang yang saya cari, profilnya tidak cocok dengan yang ada di buku catatannya. Tetapi mbak avsec yang tinggi ini tidak memupuskan harapan saya, dia menyarankan agar saya menuju counter x-ray kedua yang menuju ruang tunggu boarding.
Perlahan saya pun merayap pelan menuju x-ray kedua. Sayapun segera bertanya kepada mbak petugas avsec di pintu kedua yang nggak kalah tingginya dari mbak avsec pintu pertama. Seperti kejadian pertama, setelah mendapat secuil info dari saya, mbak avsec mulai menekuri buku catatan yang modelnya sama dengan di pintu masuk. Sejurus kemudian mbak avsec mengangkat wajahnya, saya bisa menebak bahwa barang dimaksud ada, tapi…
“Pak, barangnya kemungkinan ada, tapi bapak harus bisa menyebutkan detail barang apa saja yang ada di tas itu”
Glek, tentu saja saya nggak tahu wong bukan milik saya. Mbak avsec itu kemudian saya hubungkan dengan teman saya via telepon, dan terjadilah obrolan tanya jawab macam tes wawancara kerja hingga akhirnya, tibalah vonis itu dijatuhkan.
“Barang itu memang benar punya teman bapak, untuk proses selanjutnya mari ke kantor saya”
Surprise..surprise saya…
Nah, kejadian itulah yang membawa saya meringkuk di sudut kantor PT. Angkasapura tadi. Seteah melalui proses pengambilan identitas dan berita acara serah terima, saya pun mendapatkan barang teman saya yang ketinggalan tadi. Utuh tanpa berkurang satupun, bahkan yang hebatnya lagi proses ini tanpa dipungut biaya apapun. Salah satu bentuk terapan profesionalisme yang langka di negeri ini.
Mbak avsec juga menambahkan bahwa barang hilang sepanjang di dalam area bandara kemungkinan besar masih bisa diamankan kecuali bila posisinya diluar. Syaratnya harus bisa menyebutkan detail barang yang hilang karena mengantisipasi para penipu. Setelah mengucapkan terima kasih, saya pun melangkah riang menuju ruang tunggu untuk menunggu saat boarding pesawat saya.
Tulisan ini bisa juga tambahan informasi dan tips bagi traveler yang kehilangan barang di bandara. Semoga berguna.
foto dari :mediasulsel.com