Debat ala Karin

 

Beberapa tahun berlalu, Karin, anak wedok saya yang kisahnya saya tulis disini, sudah bisa mendebat dan memprotes saya. Berikut secuil kisahnya :

Tol Trans Jawa siang menjelang sore itu mendung dan cukup lengang. Kecepatan santai konstan 80 sd 100 km/j. Perjalanan kami memasuki ruas tol Batang Semarang yang nggak abis abis itu.

Jalan tol yang panjang dan lurus lurus saja bisa membuat terlena. Penyebabnya bisa macam-macam. Bisa ngantuk atau istilahnya micro sleep,bisa bikin melamun, bahkan bisa terpengaruh dengan laju mobil lain, nggak sadar bisa bisa di speedo meter sudah mencapai angka 170 km/jam an.

Continue reading

Posted in NDONGENG | Leave a comment

Wajah-Wajah (Bandara)

Penantian tak Bertepi

Apabila sering bepergian, dimanapun berada, bisa di bandara, terminal ataupun stasiun. Banyak wajah-wajah tercipta karena di tempat tempat tersebutlah bisa ditemui perpisahan sekaligus pertemuan

Bandara Juanda, 19.00 WIB sedang menunggu JT 704 yang memang hobby delay, duduk sejenak sambil membelai sepatu yang berdebu. Duduk di ujung dekat musholla di gate 4, musholla kecil yang ter engah engah menerima limpahan jamaah sholat magrib dan isya, menatap kosong wajah-wajah dengan penuh ketergesaan.

Beberapa kali muncul pengumuman dari petugas agar tidak meletakkan tas di tempat duduk atau tiduran, agar penumpang lainnya mendapatkan bagian tempat duduk itu. Tetapi sebagian besar sepertinya tidak peduli, toh menunggu sambil meleseh pun tidak menjadi soal.

Wajah yang menatap sayang yang terkasih seakan – akan tiada lagi pertemuan setelah perpisahan ini. Terbayang dengan indah apa yang telah dilalui sepanjang waktu sebelumnya,  tatapan yang berat untuk segera berpisah dengan pertayaan , kapan akan bersua kembali. Diakhiri dengan sebuah pelukan erat, maka selesai pertemuan hari ini.

Continue reading

Posted in TRAVELING | Leave a comment

Kepingan dan Jejak Perjalanan

Jejak perjalanan bisa bermacam-macam mulai dari bentuk karya fotografi, tulisan bahkan hanya kenangan. Sebagai penglaju PJKA alias Pulang Jumat Kembali Ahad, secara nggak sengaja saya meninggalkan jejak-jejak perjalan yang nggak sengaja juga terdokumentasi. Nggak mungkin kan tiap perjalanan akan selalu saya foto, karena perjalanan yang saya lakukan rutenya ya itu-itu saja. Tetapi apabila saya dokumentasi hanya dalam hati, hanya akan menjadi kenangan yang semakin lama semakin terlupakan.

Pengingat perjalanan ini   antara lain bisa berupa boarding pass, tiket kereta, tiket bus patas harapan jaya, tiket bus damri , bahkan bagasi tag dari pesawat. Satu demi satu kertas-kertas lecek yang tulisannya makin pudar, satu demi satu pula berbagai kenangan perjalanan pun mulai terbayang di benak.

Berbagai kepingan perjalanan pun akan saya coba hamparkan disini menjadi sebuah tulisan agar tidak hilang begitu saja seperti kenangan. Beberapa yang masih sempat terbaca tulisannya beserta kisah yang menyertainya  diantaranya adalah :

Continue reading

Posted in TRAVELING | Leave a comment

Motret Landscape Siang Hari

Entah mitos atau saya mengalami sendiri, memotret landscape siang hari terutama tengah hari itu luar biasa sulit. Kalau motret sih mudah tinggal nekan shutter, beres. Tetapi untuk mendapatkan hasil sesuai keinginan, itu yang sulit. Karena matahari sudah tinggi, sehingga membuat cahaya yang datang cenderung sangat keras. Hasil foto akan memiliki kontras tinggi alih alih mencari hasil foto dengan warna yang lembut dan natural. Untuk mencari aman biasanya saya lebih memilih memotret sore hari menjelang sunset atau justru pagi hari dengan sinar matahari yang lebih lembut.

20170730-untitled-6165
Perahu, Kodingarengkeke Island, Makassar

Tetapi foto saya ini membuat pemahaman saya berubah. Motret di siang hari pun bisa dilakukan dengan hasil yang lumayan asal mau berusaha dan mengambil sudut yang pas. Sudut yang pas dari arah cahaya matahari membuat kamera bisa memproduksi warna yang pas dan natural.

Mendapatkan apresiasi dari Group Facebook Gallery Photography Indonesia sebagai Photo of The Day. Pencapaian yang cukup sulit tetapi Alhamdulillah bisa. Apresiasi yang membuat saya makin semangat buat mblasak motret. Cheers

Selepas Isya, Pd Daun, Kota Makassar

Posted in BELAJAR FOTOGRAFI | Leave a comment

Gagal Motret di Candi Cetho

Kabut masih menyelimuti lereng Gunung Lawu, uap panas mengepul dari dua mangkuk indomie telor rebus di sebuah warung kecil di parkiran sebuah candi bernama Candi Cetho. Dua orang yang menekuri sambil menghirup aroma gurih kuah indomie tadi adalah saya dan Kaka. Sisa-sisa debaran jantung saya masih terasa. Satu setengah jam sebelumnya…

Candi Cetho berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kec Jenawi, Kab Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Waktu itu Karin masih berumur dalam hitungan bulan sehingga si Mama masih sibuk-sibuknya bercengkrama dengan Karin. Sudah lama saya ingin memotret candi ini, membayangkan bisa memotret candi sambil diselimuti kabut mistis.

Akhirnya di suatu hari Sabtu yang syahdu, saya mengajak Kaka berpetualang mencari dan memotret Candi Cetho di lereng Gunung Lawu. Tentu dengan perlengkapan tripod, kamera dan filternya. Sambil membayangkan belajar memotret candi beserta awan yang perlahan-lahan turun menyelimutinya dengan metode long exposure. Meski belum pernah kesana, kami yakin saja karena sekarang ada teknologi bernama GPS toh bila kebingungan masih banyak GPS GPS manual bernama mulut. Karena arah Gunung Lawu, bila dari Madiun panteng saja GPS ke arah Paron, Jogorogo dan Sine.

Continue reading

Posted in TRAVELING | 2 Comments

Episode Gagal Motret

20170827-untitled-6237
Sunset at Barombong Bridge, Makassar

Matahari semakin mendekati ufuk barat ketika saya tiba di sebuah titik dekat Barombong Bridge, dekat Makassar. Setelah memarkir supra fit tua nan bandel, pandangan saya menyapu nyapu mencari tempat enak dan pas untuk menggelar tripod. Setelah sekiranya dapat tempat yang pas, saya pun duduk di sebuah batu besar sambil menunggu sang mentari makin mendekati peraduannya. Setelah sekiranya waktunya sudah pas, saya pun mulai menggelar tripod dan kamera. Akan tetapi, jeng…jeng ( dengan backsound munculnya mak lampir) sekrup di ujung ball head tripod yang menyambungkan kamera hilang. Seketika saya lemas dan pasrah, main long exposure di kamera sesuai kesukaan saya sama sekali nggak dapat dilakukan tanpa tripod. Akhirnya dengan mendongkol saya nyerah meskipun masih berusaha motret alakadarnya. Beginilah setup landscaper tanpa tripod:

Continue reading

Posted in BELAJAR FOTOGRAFI | Leave a comment

Petualangan di Rumah Dinas (Kontraktor the Series)

Bersepeda di Komplek Rumah Dinas

Kontraktor the series, tulisan saya tentang kisah hidup pindah pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Suatu saat ketika masih di madiun kami sekeluarga menghadapi situasi yang biasa dihadapi oleh para pengontrak di seluruh muka bumi ini yaitu kontrakan mau habis. Mengingat waktu yang semakin mepet dan mengingat juga kontrakan kami yang lama ini kondisinya makin memprihatinkan kami bermaksud mencari kontrakan baru. Tiba tiba saja ada yang menawari agar memakai rumah dinas yang lagi kosong. Gayung bersambut saya yang sedang butuh rumah tidak berpikir dua kali untuk menerimanya. Siapa sangka saya yang gedibal ini mendapat kehormatan memakai rumah dinas yang menjadi rebutan para pegawai kantor pajak di manapun berada . Yang kabarnya hanya pejabat dug deng saja yang boleh menempatinya.

Ketika kepastian akan pindah ke rumah dinas ini, para tetangga langsung memberikan info gratis yang menyatakan bahwa lokasi rumah dinas yang bakal saya tempati adalah tempat nya para pocong mengadakan muktamar. Hah, saya yang pada dasarnya penakut mendadak ciut nyali. Bedanya si Mama tampak tenang tenang saja karena membayangkan 9 juta setahun kali beberapa tahun aman sentosa di dalam dompetnya.  😀

Continue reading

Posted in NDONGENG | Leave a comment

Memotret Kupu-Kupu

_DSF6531
Kupu-Kupu Taman Nasional Bantimurung

Hari Sabtu Wiken kemarin, saya bersama teman-teman seruangan melakukan traveling ke Taman Nasional Bantimurung di Kabupaten Maros. Taman Nasional ini selain terkenal dengan air terjunnya juga terdapat Taman atau museum kupu-kupu. Saya mikir kalau mau motret air terjunnya waktu wiken begini pasti sulit karena banyak pengunjung yang mandi di air terjun.

Saya menuju museum kupu-kupu atau tempat penangkaran kupu-kupunya, ternyata sudah tutup dan dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Hingga akhirnya saya mengikuti papan petunjuk yang mengarahkan ke tempat pengamatan kupu-kupu di dekat danau kecil.

_DSF6461
Kupu-kupu Taman Nasional Bantimurung

Ternyata memotret binatang bergerak itu sulit sekali, harus sabar menunggu. Kemudian karena menggunakan bukaan maksimum di lensa mengakibatkan mudah sekali miss fokus. Saya ngincer beberapa kupu-kupu yang memiliki sayap warna warni, tetapi Mbak Kupu-kupu ini nggak mau hinggap barang sejenak pun. Waktu saya cerita kesulitan saya, Si Mama kasih ide buat motret kupu-kupu. Cari saja kupu-kupu warna warni yang diawetkan, kemudian di potret di Daun atau ranting pohon. Wow ide yang sangat brilian…

Pondok Daun,Kota Makassar

Posted in BELAJAR FOTOGRAFI | Leave a comment

Photobucket500

Hampir beberapa minggu blog ini nggak saya tengok karena kesibukan. Padahal memang biasanya begitu 😀 . Memang beberapa ide sempat melintas di kepala tetapi belum sempat dituangkan dalam bentuk tulisan. Akhirnya menghilang tersapu ditiup angin. Namun ketika saya tengok lagi,betapa kagetnya saya ketika foto foto di blog ini tampilannya berubah semua menjadi notifikasi photobucket500. Intinya saya harus membaca term and condition yang digariskan website sharing foto tersebut.

Memang benar, selain flickr foto foto saya selama ini sebagian saya host kan di photobucket. Setelah saya upload disana baru link nya saya taruh disini. Berdasarkan term and condition sekaligus rules photobucket yang saya baca, apa yang saya lakukan ini melanggar  dimana saya dilarang memasang foto di hosting lain pihak ketiga.

Apabila saya tetap berkeras ingin memasangnya saya dibaruskan membayar senilai US$ 399 selama setahun dan kalau dirupiahkan dengan kurs sekarang yang per dollarnya Rp.13.320 maka jadinya saya harus membayar Rp.5,314,680.

Amboy benar nilai uangnya dibandingkan dengan nilai website ini yang hanya blog-blog an ndak mbejaji ini. Wong ada yang baca apa nggak saja saya nggak tahu. Yang penting bisa menuangkan ide-ide dan tulisan biar nggak berkarat di kepala. Kenapa saya (atau mungkin user yang lain) harus membayar sebanyak itu? Ya suka-suka yang punya photobucket lah. Yang bisa saya atau kami hadapi adalah tinggal mau menerima atau tidak.

Akhirnya saya memutuskan untuk memindahkan foto foto tadi ke hosting blog ini sendiri tentu saja dengan menambah sedikit kapasitasnya. Biayanya sangat jauh lebih kecil dibanding harus dibayar ke photobucket. Nggak tau lagi kalau flckr juga menerapkan kebijakan itu, apalagi induk flickr yaitu Yahoo hidupnya juga nggak karuan dijual kesana kemari.

Selamat berpisah photobucket, kerja sama kita hanya cukup sampai disini #halah 😀

23 wita,pondok daun kota makassar

Posted in NDONGENG | Leave a comment

Nge-trip Sekitar Lebaran 2017

Ranu Gumbolo

Libur lebaran 2017 ini, saya sengaja mengambil cuti dengan menambah seminggu di belakang cuti bersama. Jauh-jauh hari Pak Kepala sudah mewanti wanti agar jumlah pegawai yang cuti di ruangan maksimum hanya 50% dari penghuni ruangan. Setelah diitung-itung dengan yang cuti maupun yang nggak cuti, cukup memenuhi kuota yang digariskan Pak Kepala.

Setelah lebaran yang dihabiskan dengan anjangsana ke rumah famili, berikutnya adalah waktunya mengisi liburan lebaran. Jauh-jauh hari sebelum liburan, saya dan si Mama sudah merencanakan untuk traveling ke Jogya atau di Batu. Biar nggak terlalu capek kami merencanakan untuk menginap. Bahkan saya sudah mulai browsing-browsing hotel dekat dekat Malioboro dan di Kota Batu. Tetapi mendapati kenyataan bahwa Karin masih kecil dan suka capek, takutnya rewel bila diajak bepergian jauh, maka akhirnya kami memutuskan untuk nge-trip track- track pendek di sekitar Tulungagung dan sekitarnya. Toh dia juga belum bisa menikmati liburannya yang sebenarnya.

Sengaja bila pulang kampung, saya memang memutuskan tidak akan hunting foto, terutama nglanscape, karena memerlukan waktu yang cukup banyak. Waktu pulang kampung yang terbatas akan saya habiskan dengan keluarga kecil saya. Saya hanya membawa lensa fix 35 mm yang cukup ringan dan sebatang tongsis.

Berikut sebagian tulisan hasil ngetrip kami sekeluarga, lumayan cuma menghabiskan solar saja, yang penting semua senang. Nge-trip disini bisa juga berarti ngetrip wisata maupun ngetrip kuliner. Bisa juga menjadi tambahan referensi bila panjenengan ingin menghabiskan liburan di obyek wisata seputar Tulungagung dan sekitarnya, wisata alam maupun wisata kuliner Tulungagung. Kami sementara ini menghindari wisata pantai, karena udara pantai sepertinya nggak cocok buat Karin, terakhir ke pantai meskipun hanya di Jalur Lintas Selatan yang posisinya jauh dari laut, dia sepulangnya dari situ terkena demam.

Continue reading

Posted in TRAVELING | Leave a comment