Saya suka film yang berbau teori konspirasi, pencurian yang lembut dan penuh akal seperti film Ocean series (meskipun menurut saya yang masterpiece adalah Ocean I, sekuel-sekuel berikutnya cenderung bikin ngantuk), Bank Job, Italian Job. Kemudian pelarian dari penjara dengan penuh akal muslihat seperti Escape from Alcatraz, Prison Break.

 Kali ini dari koleksi hardisk saya dengan sebuah judul film, The Forger dibintangi aktor John Travolta.

The Forger mengisahkan tentang seorang pencuri bernama Raymond Cutter (John Travolta) yang mendapatkan pembebasan lebih awal dari penjara setelah membuat kesepakatan dengan kelompok sindikat kriminal.Sebagai gantinya, Ray harus melakukan aksi pencurian di sebuah museum. Untuk memperlancar aksinya tersebut, Ray meminta bantuan kepada keluarganya yang lain.

Yang menyentuh disini adalah ternyata, Mas Ray ini berkeras dengan jalan apapun bisa keluar penjara agar bisa menghabiskan waktu dengan anak lelakinya yang divonis kanker yang diperkirakan umurnya nggak lama lagi.

Alur cerita berjalan lambat sehingga detil detil plot bisa diikuti dengan mudah, akting John Travolta seperti biasa berlangsung alami . Karena selalu berhubungan dengan geng mafia, nggak salah bila dia selalu terlibat baku hantam dengan anggota geng.

Mas Ray disuruh mencuri lukisan karya Monet di sebuah museum dengan cara mengganti lukisan asli dengan lukisan palsu, ternyata Mas Ray ini seorang pelukis ( pemalsu?) yang jenius. Lukisan Monet dengan mudah ditiru. Sebenarnya, proses pemalsuan lukisan dan proses penukarannya di museum seperti layaknya film-film pencurian yang lain.

Yang ditonjolkan di keseluruhan film ini adalah bagaimana chemistry hubungan bapak dan anak. Mas Ray dengan bapaknya yang ternyata juga seorang mantan napi, dan Mas Ray sendiri dengan anaknya. Kakek dan cucu.

Yang paling epik adalah waktu mas ray memberikan tiga permintaan layaknya jin kepada anaknya karena menganggap umur anaknya tidak lama lagi. Salah satu permintaannya adalah Permintaan seorang remaja tanggung baru akhil balik yang wajar, ngesex dengan perempuan. Dikasih nggak sama bapaknya?

Kemudian bagaimana tiga lelaki beda generasi dengan segala intriknya bahu membahu melakukan pencurian lukisan di museum yang dijaga super ketat. Seperti film-film heist yang lain beserta segala aksi tipu-tipu.

Saya akhirnya merasakan bahwa, tema pencurian hanya tempelan dibalik cerita ayah beranak keluarga Cutter. Inti cerita sebenarnya hanyalah film keluarga saja. Apabila panjenengan sudah punya anak, panjenengan lebih bisa merasakan pergulatan batin akting John Travolta.

Kecuali permintaan kedua ala jin di atas, film ini layak tonton bagi seorang bapak.