Zona Nyaman dan Homebase

Gedung Keuangan Negara, Makassar

Hari itu, angin sejuk cenderung dingin yang menyembur dari Air Conditioner di sebuah ruang meeting tidak mampu menghilangkan raut-raut wajah penuh perhatian dan ketegangan dari para peserta rapat. Semua mata penuh perhatian mendengarkan petuah dan petunjuk serta motivasi dari pimpinan rapat, bapak Plh. Kakanwil yang datang berkunjung. Sesekali terlontar pertanyaan yang harus dijawab dengan tuntas oleh kami, para peserta rapat.

Benar rapat monitoring dan evaluating atau lebih keren dengan akronim monev sedang berlangsung. Apabila menurut beliau pencapaian pengumpulan pajak belum sesuai dengan target yang ditentukan, menyemburlah kata-kata tajam dan dingin. Salah satu yang paling saya ingat adalah : “Kalian ini karena sudah terlalu lama berada di zona nyaman. Kalian perlu tantangan dan terobosan-terobosan baru”

Zona Nyaman menurut pemahaman saya, semua orang mungkin pernah berada dalam situasi ini, situasi dimana kita sudah cukup akan segala hal. Semua terpenuhi dengan sewajarnya, sudah tidak ada tantangan lagi yang ingin ditaklukkan. Semua kehidupan mengalir pelan, apa adanya dan seakan akan bisa kita prediksi akan bergerak kemana. Ada naluri penolakan bila menghadapi sesuatu yang baru. Zona Nyaman menurut saya bukan datang sendiri, tetapi diciptakan oleh kita sendiri.

Continue reading

Posted in NDONGENG | Leave a comment

Hiburan Kaum Gedibal

Kamar Mandi Legend

Gedibal merupakan Bahasa Jawa, gedibal terjemahan bebasnya bisa berarti debu, lumpur yang menempel di alas kaki, merupakan konotasi untuk kalangan bawah, buruh, rakyat jelata dan semacamnya.

Maumere, periode Tahun 2002 – 2006

Semua yang menjalani karir dari bawah, pasti mengalami proses ini kecuali bagi pegawai-pegawai titipan yang bapaknya memang sudah pejabat disitu. Alhamdulillah, instansi saya termasuk steril dari hal-hal begituan. Tanah Flores, Nusa Tenggara Timur adalah tanah pembekalan, tanah penggemblengan awal kami, sebagai buruh negara.

Beberapa pegawai kantor kami yang berasal dari luar Flores adalah fresh graduate termasuk saya. Kebanyakan masih culun dan unyu-unyu, bayangkan karena mayoritas lulusan D3 atau D1 yang langsung diangkat dan ditempatkan, para pemuda tanggung ini harus bergelut dengan pekerjaan-pekerjaan yang cukup vital, misalnya nge-lem amplop, nyortir surat setoran pajak, angkat-angkat berkas dan rekaman surat pelaporan masa/bulanan yang jumlahnya sebulan bisa satu truck kontainer dimana mayoritas pelaporannya berupa pajak nihil. Benar-benar pekerjaan yang sangat berbobot. Ditandai dengan basahnya oleh keringat baju kantor kami setiap hari.

Continue reading

Posted in NDONGENG | 2 Comments

Belajar Long Exposure :Pantai Klayar

Klayar Beach
Pantai Klayar

Foto sunrise atau sunset pantai adalah foto buruan idaman saya, yang sampai sekarang belum bisa saya peroleh. Kota Madiun lokasinya jauh dari pantai, wilayah berpantai terdekat hanya di wilayah Kab. Pacitan, itupun masih dengan jarak tempuh dua jam dari Kota Madiun dengan kondisi jalan pegunungan. Pantai Klayar menjadi tujuan teratas mblasak saya sambil membayangkan belajar foto long exposure ditambah dengan backgroud sunset yang cantik. Meskipun saya mendapatkan review jelek tentang pantai tersebut kondisinya nggak seperti yang dibayangkan, panas dan banyak ATV berlalu lalang di pasir putihnya.

Pantai Klayar yang terletak di ujung selatan Kabupaten Pacitan, menjadi idaman banyak pemburu foto termasuk selfie hunter. Menurut kabar, keindahannya memang luar biasa, sampai-sampai Pak Presiden kita keenam, Pak SBY dan keluarga bela-belain berfoto disana sambil berbatik formal. Cara berfoto yang anti mainstream. Continue reading

Posted in BELAJAR FOTOGRAFI | Leave a comment

Sedekah, Ikhlas dan Fotografi

Memasuki bulan November tahun 2015, tidak seperti biasanya di kantor saya, instansi pengumpul pajak negeri ini, jauh-jauh hari sudah mewarning pegawainya untuk tidak mengambil cuti di bulan November dan Desember. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya cuti hanya tidak diperbolehkan di bulan Desember saja. Karena saya memiliki agenda yang sangat penting, mau nggak mau saya harus ngadep ke pak kepala supaya memberikan kebijakannya. Dari 5 hari cuti yang saya ajukan, oleh pak kepala hanya disetujui tiga.  Menurut saya sudah cukup. Yang penting saya bisa cuti mengawal hari bersejarah di keluarga kami.

14 November 2015, siang yang terasa pengap dengan mendung tebal tetapi disertai panas yang menyengat. Musim kemarau hampir berlalu dengan ditandai sesekali hujan yang mulai turun . AC pendingin ruangan di RSI Siti Aisyiah Kota Madiun tidak mampu menghilangkan titik-titik air keringat yang mulai membasahi punggung saya yang dibebani tas backpack besar. Kaki saya tersaruk-saruk dengan 2 tas besar di tangan, mengikuti langkah cepat dua orang perawat yang mendorong ranjang pasien yang ditempati istri saya ke ruang operasi. Ketegangan, kecemasan mulai menelusup di hati saya.

Continue reading

Posted in NDONGENG | 5 Comments

Kapten yang Pensiun Dini

Wajah-Wajah Pemain Cadangan

Sebagai penggemar sepakbola, saya merupakan fans klub sepak bola Manchester United, awalnya adalah gara-gara melihat tayangan Liga Inggris awal tahun sembilan puluhan di layar SCTV, melihat seorang pemuda berambut ikal dengan poni menjuntai berkibar-kibar berlari kencang menyisir sisi kiri lapangan dengan bola diikuti bek lawan yang terpontang panting berusaha mengimbangi larinya. Pemain itu namanya Ryan Giggs.

Website analisis pertandingan sepak bola, panditfootball.com menyajikan sebuah tulisan menarik yang membuat memory otak melayang nun jauh puluhan tahun yang lalu. Judul artikelnya adalah Tiang Gawang Puing-Puing. Sepak Bola memang sudah mendarah daging sebagai permainan berbagai kalangan masyarakat. Padahal, dahulu tidak didukung dengan maraknya siaran sepakbola di layar kaca seperti sekarang, siaran yang tersedia hanyalah siaran dari TVRI.

Saya menjadi teringat saat-saat menggilai permainan sepak bola ala anak-anak. Permainan jujur tanpa tendensi apapun, penuh sportifitas meskipun kadang diselingi sedikit duel kecil, ketegangan, intrik di lapangan yang seketika hilang begitu permainan bubar karena pemilik bola dipanggil emaknya disuruh pulang.

Continue reading

Posted in NDONGENG | 2 Comments

Hitz : Pantai Kedung Tumpang

Kedung Tumpang

Pantai Kedung Tumpang, Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung. Sebenarnya bukan sebuah pantai, tapi ceruk batu-batu karang. Sedang nge-hit menjadi perbincangan bagi kaum traveller dan selfie hunter di republik ini. Pengaruh kabar dari status ke status lini masa social media benar-benar luar biasa tentang  foto keindahan pantai ini. Sebenarnya saya sudah agak lama mengetahui keberadaan dan keindahan pantai ini tersebut karena beberapa aktifis group wisata di facebook explore tulungagung yang saya ikuti telah memposting foto-foto pantai itu.

Seperti biasa, saya baru tergugah untuk mengunjunginya setelah beberapa teman yang notabene berada di penghujung negeri (dulu pernah sekantor) bertanya melalui WA kepada saya informasi tentang pantai tersebut. Karena mereka tahu pasti saya seorang anak asli Tulungagung.

Dengan menahan malu dan wajah merah merona tapi untunglah mereka tidak bakalan melihat karena melalui WA, saya harus menjawab jujur bahwa saya belum tahu babar blas. Sepupu saya, Zein yang hobinya ngeluyur dari satu pantai ke pantai waktu saya tanya malah juga belum tahu.

Akhirnya saya bertekad untuk menyambanginya sendirian meskipun saya cukup pesimis mengingat aksi mblasak terakhir saya ini di wilayah selatan gagal total, dan inilah hasil pandangan mata saya selama mblasak di Kedung Tumpang.

Continue reading

Posted in TRAVELING | Leave a comment

Pixoto, Fotografi dan Apresiasi

Meniti Tangga
Meniti Tangga

Selain mencari kebahagiaan dan kesenangan, fotografer amatir hobi seperti saya kadang memiliki kegelisahan. Sebenarnya apa yang kita cari dengan mblasak ke daerah daerah terpencil, atau jauh-jauh mendatangi sebuah event hunting bareng serta menghadapi tatapan aneh dan heran melihat makhluk item dekil keluyuran di jalanan atau pasar tengah hari terik sambil membidik. Sepertinya tidak cukup hanya sekedar memandangi sendiri hasilnya di laptop di malam malam sepi.

Kegelisahan itu bisa jadi karena keinginan untuk mendapatkan apresiasi selain itu juga untuk mengukur sejauh mana tingkat kemajuan dalam belajar fotografi. Pada jaman internet sekarang ini, media untuk berekspresi dan mendapatkan apresiasi begitu banyak. Dunia internet  memberikan wadah ekspresi yang amat luas dan bebas , yang lebih penting, gratis.

Foto ditampilkan sambil mengukur tingkat kepercayaan diri untuk menampilkan karya, bisa melalui timeline facebook, twitter atau di upload di forum fotografi seperti sub forum photography kaskus. Yang diharapkan tentu saja komentar-komentar yang bisa positif atau negatif.

Continue reading

Posted in BELAJAR FOTOGRAFI | Leave a comment

Fotografer Serabutan

sumur bor
Sumur Bor

Menurut situs artikata.com, serabutan memiliki makna : cenderung melakukan apa saja (tt pekerjaan, peran, dsb). Oleh karena ada kaitannya dengan melakukan apa saja, maka makna ini saya kaitkan dengan hobi saya yaitu fotografi

Sekedar catatan dan review tingkah polah saya selama menggeluti hobi ini. Saya pernah membaca sebuah catatan fotografi dari Mbahnya Fotografer di Indonesia. Menurut Mbah Arbain Rambey terdapat salah kaprah terhadap penyebutan fotografer yang tingkat mahir dan tingkat pemula kaya saya. Kalau tingkat mahir itu biasa disebut profesional dan tingkat pemula disebut amatir.

Padahal tidak begitu, semahir apapun seorang fotografer bila hanya sekedar hobi dan tidak digunakan mencari penghasilan, sampai kapan pun tetap dianggap fotografer amatir demikian juga bila sekonyol apapun fotografer kalau tujuannya untuk mencari penghasilan, tetapi disebut fotografer profesional.

Continue reading

Posted in BELAJAR FOTOGRAFI | 2 Comments

Tentang Mencintai Alam (2)

Mendaki Gunung

5cm

Bukan review/resensi film 5cm

Melanjutkan post ini, masih berkaitan dengan kegiatan yang katanya mencintai alam.

Mendaki Gunung hampir selalu diikuti dengan kegiatan berkemah. Seumur-umur tidak pernah terpikir saya akan mendaki gunung. Membayangkan saja wegah. Akhir-akhir ini sebagai landscaper anyaran, saya juga mendaki gunung tapi pakai sepeda motor 😀

Ndak dinyana ndak diduga, istri tercinta saya ini ternyata dulunya adalah aktifis pendaki gunung dan malah lama menjabat Sekjen di organisasi Mapala di kampusnya. Sangat berbanding terbalik dengan suaminya yang tampan ini.

Suatu saat di group Facebook alumni Mapala yang diikutinya itu mengupload foto-foto kenangan jaman dahulu waktu mendaki gunung, otomatis dia cerita-cerita dengan semangat tinggi mengisahkan serunya  jaman mendaki gunung bareng-bareng teman-temannya dahulu. Komplit, mulai serunya saat-saat persiapan, teman-temannya yang keluar sifat aslinya yang aneh-aneh dan kadang menjengkelkan pada waktu menghadapi beratnya medan pendakian. Kejadian tersesat atau hampir ngglundhung ke jurang, sudah biasa dialami.

Continue reading

Posted in ANGEN2 | Leave a comment

Es Gronjong dan Mayoritas Menghormati Minoritas

Selamat Berpuasa

Siang begitu terik di sudut pertokoan pusat kota, saya melangkah sambil menenteng berkas menyusuri pertokoan, sambil sesekali mata saya melirik nama dan nomor alamat sambil mencocokkan di berkas yang saya tenteng. Nggak terasa, tenggorokan begitu pahit dan kering. Mata normal saya sekilas menyapu sebuah warung yang terlihat ramai, beberapa pengunjung dengan lahap menikmati hidangan yang tersedia. Saya masih teringat jelas, itu adalah salah satu hari di bulan Ramadhan tahun yang lalu, benar panjenengan tidak salah baca.

Hari ini saya ngobrol dengan istri saya tentang sebuah status temannya di Facebook yang mengomentari (pada akhirnya memang menjadi eker-ekeran tak berujung) twit dari Menteri Agama RI Pak Lukman H. Syaifudin yaitu :

Warung-warung tak perlu dipaksa tutup. Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa

dikutip dari :http://news.detik.com/berita/2937586/ramai-pro-kontra-warung-makan-tutup-saat-ramadan-ini-kicauan-menag

Ditambah pernyataan Pak Wapres JK tentang pengaturan speaker Masjid di Bulan Ramadhan.

JK mengatakan bahwa penerapan metode mengaji lewat kaset tidak efektif dan efisien, malah mengganggu ketenangan masyarakat sekitar. Ini ditambah lagi mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam membuat banyaknya masjid dalam jarak dekat. Suara masjid menjadi tumpang tindih karena dekatnya jarak.

dikutip dari :http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150617231058-20-60720/jk-tak-usah-tengah-malam-bunyikan-speaker-kaset-pengajian/

Entah kenapa twit dan pernyataan tersebut melebar menjadi “Mayoritas agar menghormati minoritas”
Sekilas isi twit dan pernyataannya memang memancing para pendekar eker-ekeran di dunia maya turun berlaga.

Continue reading

Posted in ANGEN2 | Leave a comment